TEKNOBURGER - Di tengah pesatnya perkembangan industri chip yang didorong oleh kemajuan kecerdasan buatan (AI), Intel tampaknya belum mampu menyamai langkah cepat para pesaingnya.
Meski banyak perusahaan semikonduktor yang meraih untung besar, Intel justru menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan posisinya di pasar AI.
Berdasarkan laporan dari The Verge, Intel mengakui bahwa produk chip AI andalannya, Gaudi, masih tertinggal jauh dari dua pemain besar, Nvidia dan AMD.
1. Nvidia dan AMD Melaju Kencang
Nvidia telah menjadi raja dalam industri chip AI, dengan produk-produk mereka mendominasi pasar. Perusahaan ini berhasil memanfaatkan lonjakan permintaan chip AI untuk meraup keuntungan besar. Sementara itu, AMD juga tidak ketinggalan.
Chip AI besutan AMD mencatatkan sejarah sebagai produk dengan pertumbuhan tercepat dalam perusahaan, dengan pendapatan mencapai US$ 1 miliar per kuartal. Prestasi ini menempatkan AMD dalam posisi yang kuat untuk bertransformasi menjadi pemain besar di sektor AI.
Namun, di sisi lain, Intel belum mampu mengikuti jejak sukses tersebut. Sebelumnya, Intel berharap dapat memperoleh pendapatan hingga US$ 2 miliar dari pasar AI. Namun, realitanya jauh dari harapan. Target pendapatan sebesar US$ 500 juta dari akselerator AI Gaudi pun tampaknya tidak akan tercapai.
Baca juga: Apple Watch Series 10 dengan Titanium Polished, Elegan dan Fitur Terbaru untuk Kesehatan
2. Kendala pada Gaudi: Transisi Produk dan Tantangan Software
CEO Intel, Pat Gelsinger, dalam pernyataannya yang dikutip oleh The Verge, mengakui bahwa target pendapatan dari Gaudi tidak akan tercapai pada tahun 2024. “Kami tidak akan mencapai target pendapatan US$ 500 juta untuk Gaudi pada 2024,” ungkapnya pada Senin, 4 November 2024.
Gelsinger menjelaskan bahwa lambatnya adopsi Gaudi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk transisi dari Gaudi 2 ke Gaudi 3 dan tantangan dalam memudahkan penggunaan perangkat lunak terkait.
Meskipun begitu, Gelsinger tetap yakin dengan potensi jangka panjang Gaudi. “Kami optimis dengan peluang pasar yang ada.
Ada kebutuhan yang jelas untuk solusi dengan biaya kepemilikan total yang unggul, terutama yang berbasis pada standar terbuka, dan kami terus meningkatkan nilai dari Gaudi,” ujarnya.
3. Strategi Intel: Fokus pada Integrasi AI di Semua Produk
Salah satu tantangan yang disoroti Gelsinger adalah dominasi investasi besar di industri yang lebih banyak diarahkan ke pelatihan model AI di cloud. Menurutnya, penting untuk tidak hanya fokus pada chip AI yang digunakan di cloud, tetapi juga pada pengintegrasian teknologi AI ke semua jenis chip.
“Pelatihan AI itu ibarat membuat model cuaca, bukan menggunakannya,” jelas Gelsinger, yang menekankan pentingnya AI di berbagai segmen chip, tidak hanya terbatas pada perangkat cloud.
4. Intel Masih Berjuang dengan Restrukturisasi Besar-Besaran
Selain menghadapi tantangan di pasar chip AI, Intel juga harus bergulat dengan penurunan pendapatan dan restrukturisasi internal yang besar. Pada kuartal ketiga, Intel melaporkan pendapatan sebesar US$ 13,3 miliar, turun 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, perusahaan juga mencatat kerugian besar sebesar US$ 16,6 miliar. Sebagian besar kerugian tersebut disebabkan oleh biaya penurunan nilai dan restrukturisasi yang mencapai US$ 18,5 miliar.
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Intel mengumumkan langkah pengurangan biaya sebesar US$ 10 miliar dan rencana PHK lebih dari 15 ribu karyawan. Selain itu, Intel juga memindahkan bisnis komputasi edge ke dalam Client Computing Group, unit yang menangani chip desktop dan laptop.
Tim perangkat lunak Intel juga diintegrasikan ke dalam bisnis inti perusahaan. “Kami akan fokus pada lebih sedikit proyek dengan prioritas utama untuk memaksimalkan nilai dari waralaba x86 kami di pasar klien, edge, dan pusat data,” pungkas Gelsinger.
Baca juga: Apple Watch Series 10 dengan Titanium Polished, Elegan dan Fitur Terbaru untuk Kesehatan
5. Optimisme Tetap Terjaga untuk Masa Depan
Meski banyak tantangan yang dihadapi, Intel tidak kehilangan arah. Gelsinger dan timnya terus berupaya untuk meningkatkan produk dan strategi mereka, dengan harapan Gaudi akan mampu bersaing di pasar chip AI di masa mendatang.
Intel juga berfokus untuk memperkuat bisnis utama mereka di segmen lainnya sambil menanti kebangkitan di pasar AI.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Intel berharap dapat kembali ke jalur pertumbuhan dan merebut posisi dalam industri chip yang semakin kompetitif.
Posting Komentar